Bus Surat dan Telepon Umum Pernah Populer
Pada 1970-an saya mulai mengenal kegiatan surat-menyurat atau korespondensi. Hampir setiap minggu saya melakukan kegiatan itu. Karena setiap pulang sekolah, saya melewati kantor pos, biasanya saya membeli perangko beberapa buah.
Kalau tidak langsung ke kantor pos, saya memasukkan surat berperangko ke dalam bis surat yang ada dekat sekolah saya. Dulu kegiatan korespondensi dengan sahabat pena banyak disukai remaja Indonesia.
Bis surat adalah semacam rumah kecil berbentuk segi empat. Biasanya berwarna oranye. Pada bagian muka terdapat lubang untuk memasukkan surat atau kiriman lain. Kunci bis surat dipegang oleh petugas pos. Ia akan mengambil isi bis surat sesuai jadwal.
Bis surat memiliki berbagai bentuk. Biasanya di depan kantor pos besar, bis surat pun masih berbentuk tinggi besar. Maklum peninggalan zaman Belanda. Di area publik, bis surat sering ditempatkan di tempat-tempat strategis, seperti dekat sekolah, pasar, atau alun-alun.